Rabu, 25 April 2012

Regulasi Tak Pasti, Investasi Kilang Gas Sedikit

JAKARTA,  - Country Director Indonesia Frost & Sullivan, Eugene van de Weerd, menyatakan, ketidakpastian regulasi dan kondisi pasar yang tak terduga menyebabkan sedikitnya investasi yang masuk untuk pembangunan kilang gas baru.
Padahal, kata dia, Indonesia merupakan lokasi yang sangat menjanjikan untuk pembangunan kilang-kilang baru. "Ketidakpastian regulasi merupakan kendala utama berinvestasi di Indonesia yang mendorong para investor mempertimbangkan lokasi lainnya," sebut Eugene, di Jakarta, Rabu (25/4/2012).
Dengan adanya masalah regulasi, investasi ke pembangunan kilang gas baru menjadi minim. Lalu, kata dia, banyak proyek pembangunan kilang yang tertunda karena terkait perkembangan pasar dan juga keinginan untuk mendapatkan insentif dari Pemerintah.
Karena investasi produksi gas kecil maka Pemerintah harus berhadapan dengan risiko akan menurunnya pendapatan. Sebagai solusi, Eugene berpendapat perlu adanya suatu sistem untuk mendorong investasi.
"Mitigasi untuk kedua masalah tersebut membutuhkan suatu sistem insentif untuk mendorong investasi atau Indonesia akan terus mencatat tingkat pertumbuhan negatif setiap tahunnya," tutup Eugene                                 (sumber;kompas)

2014, Enggano Terhubung Lewat Udara

BENGKULU,  - Pada tahun 2014 nanti salah satu pulau terluar di pesisir barat Sumatera yakni Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, akan memiliki bandar udara . Infrastruktur ini, diharapkan semakin meningkatkan akses menuju pulau yang dihuni 890 keluarga tersebut.
Sekretaris Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Bengkulu, Budi Djatmiko, Rabu (25/4/2012), mengatakan, tahun ini pembangunan landas pacu bandara di Enggano sepanjang 1.400 meter akan selesai.
"Akhir 2012 akan ada uji coba landas pacu menggunakan pesawat kalibrasi dari Direktorat Perhubungan Udara, ujarnya.
Setelah itu, pada tahun 2013 hingga 2014, pembangunan terminal dan fasilitas pendukung lainnya dimulai. Nantinya, bandara yang terletak di Desa Banjarsari itu, dapat didarati pesawat jenis Cessna, Fokker, dan Casa.
Budi berharap, terhubungnya Enggano melalui jalur udara semakin membuka akses wilayah pesisir barat Sumatera, terutama pulau-pulau terluar. Sejauh ini di wilayah pesisir barat Sumatera, terutama Bengkulu, hanya ada satu rute penerbangan perintis yang dilayani maskapai Nusantara Buana Airlines, yakni rute Bengkulu-Mukomuko-Padang.
Selama ini, satu-satunya transportasi yang menjadi andalan dari dan ke Enggano ialah melalui jalur laut. Jika cuaca baik, jarak ke Enggano sejauh 106 mil laut dapat di tempuh dari Bengkulu sekitar 10 jam, dengan harga tiket Rp 49.000 per orang. Ketika cuaca buruk, waktu tempuh bisa lebih lama bahkan kapal memungkinkan untuk tidak berangkat.
Terdapat kapal feri jenis ro-ro (roll-on roll-off) dan kapal perintis, untuk menyeberang dari pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu. Dalam seminggu KM Pulo Tello berangkat ke Enggano dua kali, yakni Selasa dan Jumat, dan berlabuh di pelabuhan Kahyapu, Enggano. Sementara kapal perintis berlabuh di pelabuhan Malakoni, Enggano.
Sementara infrastruktur transportasi udara sedang dibangun, PT Angkutan Sungai, Danau, Penyeberangan (ASDP) Ferry Indonesia Cabang Bengkulu terus meningkatkan pelayanannya. KM Pulo Tello yang selama ini dipakai untuk menyeberang dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, ke Enggano sudah selesai diperbaiki.
Menurut Manajer Operasional dan Pemeliharaan PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Bengkulu, Samiun, tahun ini ASDP Ferry Indonesia menargetkan sebanyak 154 trip ke Enggano dengan total pendapatan Rp 1 miliar.                                                                                                                                                                   ((sumber;kompas)

Perahu Penyeberangan Masih Jadi Andalan

SUNGAI RAYA, -- Perahu penyeberangan sungai di beberapa kecamatan di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, berperan penting bagi mobilitas masyarakat. Sungai-sungai yang lebar memisahkan pemukiman penduduk dengan pusat perekonomian.
Tanpa perahu-perahu penyeberangan itu, mobilitas masyarakat di pedalaman akan sangat terganggu. Seperti terpantau pada Rabu (25/4/2012), masyarakat pedalaman Kecamatan Kubu dan Teluk Pakedai sangat bergantung pada perahu penyeberangan.
Perahu penyeberangan hanya beroperasi pada siang hari. "Pada malam hari, pemilik kapal biasanya istirahat. Masyarakat umumnya hanya bisa bepergian siang hari. Kalau mau pergi menyeberang malam hari, harus mencarter," kata Harun (52), warga Sungai Selamat.
Lebar sungai dan anak-anak sungai di Kubu bisa mencapai sekitar 500 meter. Anak sungai berjumlah sangat banyak dan sampai saat ini kebanyakan belum dilengkapi jembatan karena biaya pembangunannya sangat mahal.                                                                                                                                      (sumber;kompas)

Selasa, 24 April 2012

Mau Dapat Kerja? Lupakan Idealisme

Menciptakan lapangan kerja lebih bermanfaat dan lebih baik daripada mencari kerja. Sepertinya terdengar idealis. Tetapi bagi Hotman, mantan wisudawan S1 tahun lalu, hal ini jauh dari realistis. Menciptakan lahan kerja, sedikit banyak diakui harus ada modal finansial, selain pengalaman bisnis yang tidak sebentar. Selama masa perkuliahan di teknik mesin, dia banyak nge-job sampingan bantu-bantu teman atau tetangga mereparasi barang elektronik atau barang lain yang bermesin. Bermodal ini saja rasanya tak cukup untuk berdikari seusai kuliah. Mau minta modal orang tua, selain sungkan, juga kondisi tak memungkinkan karena ekonomi mamak di Tapanuli sana pun sudah cukup menggeh-menggeh, dan separo periode kuliahnya ditanggung oleh abangnya. Apalagi mau mengajukan pinjaman di bank? Tentu saja bank ogah sekedar mendengarkan kicauan janji ataupun surat pernyataan bermeterai enam ribu rupiah. Sudah sangat bersyukur akhirnya dia bisa kelar juga, dan moment wisuda lumayan membungakan hati mamak dan almarhum bapak waktu itu
Mau tak mau Hotman memilih bergabung dengan khalayak sarjana lainnya, yang profesi pertama setelah melepas label mahasiswa, adalah menjadi pencari kerja. Hobi baru pun digelutinya, yakni berburu iklan lowongan kerja di koran, melototi papan pengumuman kampus almamater, dan tak pernah absen mencomot Klasika dari Kompas langganannya Bapak Kos. Bak irama yang berdenyut ritmik, siklus yang dia lalui adalah memfotokopi berkas-berkas persyaratan seperti ijazah, transkrip nilai, kartu kuning kemenakertrans, skck dari kepolisian, membuat surat lamaran, mengkoleksi amplop coklat seukuran kertas folio, memperbanyak pas foto, menyusun dalam amplop coklat besar dan membawanya ke kantor pos bergabung dalam antrian para pencari kerja lainnya. Harapannya semakin banyak memasukkan lamaran, peluang mendapat kerja semakin besar dan sesegera mungkin.
Ternyata strategi ini tak selamanya menguntungkan. Ketika surat lamaran pertama dilayangkan, kebetulan ditujukan untuk perusahaan swasta di luar Jawa yang tidak bonafit. Sekedar iseng-iseng berhadiah. Ternyata keisengannya memang membuahkan hasil, karena setelah melalui tes dan wawancara Hotman lolos dan diterima bergabung sebagai staf di perusahaan tersebut. Senang setengah hati, setengah senang karena untuk sementara bisa membuat lega hati mamak di kampung, setengah tak senang karena sebenarnya ini tak seperti yang dambakannya, tak sesuai dengan idealismenya. Masa bodoh dengan selera, yang penting sekarang tidak menganggur, hati ortu senang, karena si sapudan (anak bontot orang Batak) sudah berhasil mendapatkan sesuatu yang distandarkan oleh materi meski mengkibuli hati nurani.
Suara nurani ternyata begitu bising sehingga si Hotman tak betah juga bekerja di pedalaman Kalimantan yang sinyal telepon seluler saja kembang-kempis. Gara-gara ini juga, kabar meninggalnya bapak baru bisa sampai sehari kemudian. Aral tak mungkin disesali. Akhirnya dia resign dan kembali menyandang gelar jobseeker. Ternyata peluang menggenggam karir di perusahaan bonafit dambaannya telah lewat saat dia masih berdiam di Kalimantan sana. Tak beruntung nasibnya. Kendati sesal mendera, dia tak boleh jera melamar dan melamar lagi lowongan yang lain. Demi si mamak yang memimpikan anak bontotnya berseragam pegawai instansi, meski bakatnya adalah berwirausaha. Dan lagi mendapatkan pekerjaan tetap juga menjadi tiket untuk menghadap calon mertua guna melamar anaknya. Sekali lagi, dia harus mengabaikan idealisme dan menyumbat telinga hati terhadap kebisingan nurani supaya segera mendapatkan karir yang menjanjikan materi walaupun tak menikmati pekerjaan tersebut.

Tags: melamarkerja, carikerja, freez, freez, idealismekerja

"Karna" Hanya Mengharap Cinta

Langit Awangga senja itu tampak memerah, lembayung di ufuk barat tak mampu sajikan warna indah. Di taman keputren, Adipati Karna berdiri mematung. Beku. Ada amarah, meski tergulung dalam pasrah. Sebongkah besar batu hitam tampak terbelah. Pecah oleh luapan sakti sang ksatria yang tengah gundah.
“ Jadi, selama ini Kau hanya berpura-pura, Dinda Surtikanti?” suaranya bergetar dalam tanya yang telah ia yakin jawabnya.
“ Maafkan aku, Kanda. Hujamkan pusaka Kuntamu, jika itu membuatmu lega”, sang istri yang selama ini ia cintai sepenuh hati, unjukkan kata, tanpa air mata.
“ Kenapa kau begitu tega? Apa salahku?”
“ Kanda. Bukankah dulu, aku tak pernah berjanji padamu?”
“ Tapi, bukankah dulu Kau berkata, akan mencoba mencintaiku..?”
“ Iya, Kanda. Tapi sampai kini aku tak mampu”
“ Hanya Arjuna di hatimu?”
Surtikanti tak menjawab, hanya anggukan kepala. Kesiur angin lambaikan rikma panjang terurainya, tutupi wajah ayunya yang tertunduk lemah.
Adipati Karna tak mampu lagi tuk lanjutkan kata. Amarah yang ia redam melemparkan jiwa, yang  meluncur deras pada jurang tak bertepian. Sangat dalam dan sunyi mencekam.
Seekor merpati putih ia lepaskan terbang ke awan yang mulai mengelam. Kukila itu telah datang membawanya pada sebuah kepedihan. Darinya, gulungan tulisan yang kini berada dalam genggaman istrinya. Isinya tentang keindahan rangkaian aksara. Syair-syair asmara sang Arjuna, pada istrinya.
***
Istana Amarta, pada malam berikutnya. Saat rembulan malam sayu tersaput ampak-ampak mega.
“ Ibunda, Aku tak tahu lagi, apa yang harus terjadi”, tukas Karna yang bersimpuh di kaki Sang Dewi Kunti.
“ Karna, anakku. Ibu tak tahu, apa yang harus kukatakan”
“Aku sungguh mencintai Surtikanti, Ibunda ”
“ Tapi cintanya hanya untuk Arjuna..”
“ Mohon bijaksana Ibunda, apa yang ada di hatimu?”
“ Mengalah pada adikmu”, suara Kunti lirih, namun mampu Karna dengar.
“ Terima kasih, Ibunda. Atas kejujuran hatimu”
***
Amarta tak mampu memberikan Karna kesejukan hati. Negeri di mana sang ibu dan saudara-saudaranya Pandawa ini ada, membalurkan sentuhan nelangsa tiada tara. Karna lunglai melangkah, dalam degup kecewa yang hampir tak menyisakan darah.
Raut wajah Karna mengelam, gigi gemeretak dalam rahang mengeras. “Pandawa, Arjuna, Ibunda,…oh.., akulah yang terlupa. Dan kini aku sadar, tak ada sedikitpun anggap sedarah. Aku hanya anak sais kereta..”
Dan kini adalah soal harga diri. Tentang suami, juga laki-laki.
“ Tapi Arjuna tetaplah adikku, dan istriku mencintainya “
Lalu Karna mantapkan langkah, menuju Ksatrian Madukara, tempat sang lelananging jagad, adiknya itu bertahta. Di tangannya terhunus tegas bilah cahaya senjata Kunta. Ia tahu, dengan sosok pusaka itu, Arjuna akan terpaksa meladeninya perang tanding. Dan ia mengharap panah Pasopati Arjuna segera mengakhiri deritanya, sebagai ksatria. Tanpa cinta.
***
Sejenak lagi langkah Karna akan tiba, di gerbang Madukara. Sosok bercahya tersenyum ramah,  dalam balutan bijaksana hentikan langkahnya.
“ Sarungkan pusaka Kuntamu, Karna”
“ Kakang Kresna. Aku yakin engkau tahu, ini jalan kematian termulia untukku”
“ Iya, Karna. Aku mengerti, tapi bersabarlah hingga waktunya tiba”
“ Waktu?”
“ Yah, saat itu nanti akan tiba. Kau akan temukan cintamu”
“ Sudah pupus segala cinta untukku, Kakang”
“ Tidak. Cinta sejati akan menjemputmu nanti, juga kemuliaan”
“ Kapankah itu akan datang?”
“ Bharatayudha”
***
Dan pilihan untuk berpihak pada hitam atau putih, tak selalu berlandaskan hitam atau putihnya jiwa ksatria. Seperti Karna yang hanya mengharapkan cinta, dan berlaga untuk Kurawa yang memberinya harga, di padang Kurusetra itulah Karna temukan harga dirinya. Hingga ia pupus bersama cinta yang selalu menjadi mimpi tak berkesudahan. Saat Pasopati Arjuna yang terus dirindukannya, menancap di relung dada, lelehkan darah terakhir di medan laga. Darah cinta sang ksatria.
***
.
.
C.S.
Inspirasi: Mahabharata

Di Gili Trawangan, Grup Ligro Sajikan "Debus"

GILI TRAWANGAN,  -- Tak salah jika Grup Ligro, dengan formasi Agam Hamzah (gitar), Adi Darmawan, dan I Gusti Erhandy atau Hendy (drum), disebut "orgil" alias orang gila ketika manggung. Dalam pergelaran Gili Jazz, yang untuk kali pertama diadakan oleh Manajemen Good Heart bersama Ligro Management, di Good Heart Bungalows, Gili Trawangan, Lombok, Senin (23/4/2012) malam waktu setempat, Ligro menampilkan "debus" ala mereka sebagai bumbu permainan musik untuk komposisi mereka yang berjudul "Bliker 3 Introduction Double".
"Berikutnya 'Bliker', dalam bahasa Madura artinya kerikil untuk pengobatan. Lagu ini sangat sakral, jadi nanti akan ada 'debus'," kata Adi dengan canda sebelum menggelindingkan komposisi "Bliker 3 Introduction Double" di urutan keenam dalam repertoar Ligro.
Mula-mula, aksi trio ini biasa saja ketika membawakan komposisi berdurasi 12 menit itu. Namun, begitu masuk ke menit kedelapan, Adi mulai menggila dengan bas kesayangannya. Bas yang semula ditimang di bahunya, tiba-tiba diletakkan terlentang di lantai panggung. Adi lalu menggesekkan sebilah pisau ke senar basnya untuk mencipta bunyi-bunyian yang cukup aneh.
Agam tak mau kalah atraktif. Ia merespon aksi Adi dengan mencakar senar gitar elektriknya sehingga menghasilkan distorsi yang menyayat.
Lalu, bagaimana dengan Hendy? Pemain drum yang juga personel band GIGI ini tampil dengan dua pasang gondang yang digunakannya untuk menggantikan peran tom-tom dalam set drumnya.
Bunyi-bunyian aneh dihasilkan oleh Adi tak dari basnya saja. Berikutnya, pria berkepala plontos ini mengambil sebotol air mineral berukuran sedang, meremas-remasnya, meminum airnya, dan berkumur-kumur, sehingga menghasilkan bunyi-bunyian lain lagi.
Tontonan yang disebut "debus" oleh Ligro itu mendapat tanggapan hangat dari para turis mancanegara yang menyaksikan Gili Jazz. Mereka sudah menyambut riuh rendah sejak Ligro membuka pertunjukan dengan "Miles Way", lalu melanjutkannya dengan "2nd Future", "Don Juan", "Radio Active", dan "Green Powder".
Ligro menutup pertunjukan mereka dengan "Lonely Planet". Tapi, Gili Jazz bukan hanya ajang bagi Ligro. Gendang Belek, yang merupakan musik tradisional Lombok untuk menyambut prajurit Mataram yang pulang dari medan perang, juga disajikan dalam pergelaran tersebut. Ada pula band Why Not dari Gili Trawangan, yang memberi sentuhan lain dalam Gili Jazz.                                                                             (sumber;kompas)

"Ambilkan Bulan": 10 Warisan AT Mahmud untuk Anak-anak

JAKARTA,  -- Sekarang banyak anak lebih hapal lagu cinta sejoli yang dipopulerkan oleh para artis musik remaja dan dewasa. Jangankan hapal lagu anak, lagu untuk usia itu saja sulit didapat. Padahal, lagu anak yang ceria, sederhana, dan sarat nilai sangat berguna dalam pendidikan, termasuk untuk membangun karakter anak bangsa.

Keprihatinan itulah yang mendorong PT Bank Negara Indonesia (Persero Tbk BNI) bersama dengan Sony Music Entertainment Indonesia meluncurkan album kompilasi lagu anak karya almarhum AT Mahmud, yang bertajuk Ambilkan Bulan. Album ini menampilkan 10 lagu karya terbaik AT Mahmud, yang diaransemen ulang dan dibawakan oleh para penyanyi dan band top Indonesia, serta bintang cilik baru Lana Nitibiskara.

AT Mahmud merupakan ikon dalam dunia musik anak Indonesia. Lebih dari 900 karyanya terbentang dalam khasanah musik Tanah Air dan menjadi lagu-lagu yang kali pertama dikenal oleh para anak Indonesia ketika mulai bisa menyanyi. AT Mahmud pernah berpendapat, musik untuk anak tidak sekadar menghibur, tapi juga mengandung nilai-nilai cinta terhadap Tuhan, sesama, dan alam. Melalui musik juga, anak-anak diajak berimajinasi dalam dunia yang penuh warna dan ceria. Aspirasi mulia itu  yang harus diteruskan. Dengan memberi lagu-lagu yang sesuai dengan umur mereka, anak-anak tidak akan kehilangan jati diri.

"Album Ambilkan Bulan ini adalah bentuk pendekatan baru agar anak-anak diperkenalkan kembali dengan lagu-lagu yang tema dan pesannya sesuai dengan usia mereka. Melalui aransemen modern dan dibawakan oleh penyanyi-penyanyi yang menjadi idola anak-anak, semoga album ini mendapat sambutan luas di masyarakat," ujar Toto Widjojo, Managing Director Sony Music Entertainment Indonesia, di Djakarta Theater, Senin (23/4/2012) sore.

Para penyanyi dan band yang terlibat dalam album ini mengaku antusias menyambut ajakan kerja sama itu. Mereka juga prihatin atas fenomena yang terjadi, yaitu anak-anak "dipaksa" menjadi tua dengan mendengarkan lagu-lagu dewasa. Album Ambilkan Bulan menjadi bentuk tanggung jawab mereka selaku artis musik untuk memberi pencerahan bagi anak-anak Indonesia. (Ferro Maulana)
Sumber :
Tribunnews.com

Judi Sabung Ayam, 3 Orang Ditangkap

DENPASAR,  - Tiga orang penjudi sabung ayam asal Nusa Dua, Badung dan Buleleng, Bali ditangkap aparat Polda Bali saat menggelar judi adu ayam di lingkungan tempat tinggal mereka.
Polda Bali yang menurunkan personel Sabhara membuat para penjudi atau sering disebut bobotoh itu kocar-kacir saat penggrebekan dilakukan.
Selain menangkap 3 tersangka yakni GPA, NA, dan MS, dalam penertiban judi sabung ayam selama bulan April ini, polisi berhasil mengamankan 7 ayam aduan, 3 buah taji atau pisau, 2 ikat bulu ayam mati, dan uang tunai Rp 830.000.
"Jajaran Dirkrimum Subdit II melakukan penangkapan 3 tersangka judi sabung ayam pada bulan April," ujar Kasubbid Penmas Humas Polda Bali, AKBP Sri Harmiti saat konferensi pers di Mapolda Bali, Selasa (24/4/2012) siang tadi.
Ketiga tersangka ini yang ditangkap Polda Bali ini selaku penyelenggara dan penyedia tempat sabung ayam. Ketiganya terancam hukuman maksimal 10 tahun karena melanggar Pasal 303 KUHP tentang perjudian.                       (sumber;kompas)

Minggu, 15 April 2012

Putri Popsivo Tundukkan BNI 46

SEMARANG, - Permainan apik Maya Kurnia Indrisari dan Jutarat Montriplla, mengantar tim Jakarta Popsivo Polwan menang 3-1 atas tim putri Jakarta BNI 46, dalam laga pertama BSI Voli Proliga 2012 di GOR Jatidiri, Semarang, Minggu (15/4/2012) ini.
Namun, kemenangan itu tak begitu saja mudah diraih. Sebab, setelah unggul 25-19 pada set pertama, tim BNI 46 merebut set kedua, 25-23, sehingga mengubah skor menjadi 1-1.
Namun, dominasi Popsivo berlanjut pada dua set berikutnya, dengan kemenangan 28-26 dan 25-19. Dengan kemenangan ini, Popsivo menambah tiga poin, sehingga kini perolehan mereka menjadi 27 angka. Modal lebih dari cukup untuk menuju empat besar

Pesawat Tak Berawak Habisi Tiga Pemimpin Alqaeda Yaman

SANAA, - Tiga orang yang diduga pemimpin Alqaeda di Yaman tewas dalam serangan udara, Sabtu (14/4/2012) di Provinsi Bayda, sekitar 210 kilometer tenggara Ibu Kota Sanaa.
Demikian pernyataan yang dirilis Kementerian Pertahanan Yaman, Minggu (15/4/2012).
Seorang pejabat keamanan mengatakan serangan Sabtu malam itu dilakukan oleh pesawat tak berawak AS terhadap kendaraan yang bergerak membawa gerilawan Alqaeda.
Namun, hal tersebut dibantah Kementerian Pertahanan. Selama ini, AS juga tidak pernah mengakui penggunaan pesawat tak berawak untuk memantau pergerakan Alqaida di Yaman.
Gerakan Alqaeda di Yaman termasuk yang dianggap Pemerintah AS sebagai yang paling aktif dan menjadi fokus utama pemberantasan terorisme global.
Dalam insiden terpisah pada Minggu, tiga anak, dua di antaranya saudara kandung, tewas oleh bom di pinggir jalan Provinsi Hadramaut. Anak-anak tewas saat berjalan ke sekolah.
Pada Sabtu, di satu kota terpisah di Provinsi Bayda, diduga pria bersenjata Alqaida menculik seorang petugas pemerintah dan dua pembantunya.
Alqaida memanfaatkan situasi keamanan Yaman yang tengah tidak stabil setelah kontrol pemerintah pusat menurun sejak muncul gerakan yang memaksa Presiden Ali Abdullah Saleh menyerahkan kekuasaan.
Sejak Mei tahun lalu, kelompok gerilyawan cabang Yaman, yang dikenal sebagai Partisan Syariah (hukum Islam), telah merebut beberapa kota tanpa hukum di selatan dan timur, termasuk Zinjibar, Ibu Kota Provinsi Abyan Selatan.
Pekan lalu, setidaknya 222 orang, termasuk 183 militan, tewas dalam bentrokan lima hari di sekitar kota selatan strategis Loder yang coba direbut Alqaeda.
Sumber :
ANT

Aceh Jaya Dikepung Banjir

ACEH,-- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Jaya menyebabkan belasan desa di kabupaten itu terendam dan terisoliasi. Jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh juga terendam sehingga mengganggu arus transportasi darat via pesisir barat Aceh.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) hingga Minggu (15/4/2012) siang mengabarkan bahwa  desa-desa yang terisolasi masing-masing Pasie Tulak Bala (197 jiwa 71 KK), Rambong Payong (288 jiwa 102 KK), Pasie Pawang (212 jiwa 89 KK), Pasie Geulima (356 jiwa 179 KK), dan Pasie Timon (489 jiwa 179 KK).

Sedangkan desa-desa yang terendam, Gampong Baro (316 jiwa 109 KK), Paya Baro (886 jiwa 327 KK), Blang Baro (446 jiwa 141 KK), Teupien Ara (560 jiwa 176 KK), Tanoh Anoe (858 jiwa 249 KK).
Alue Ambang (754 jiwa 252 KK), Panton (816 jiwa 243 KK), Keude Teunom (405 jiwa 112 KK), Tanoh Manyang (270 jiwa 90 KK), Seumira (85 jiwa 22 KK), Pulo Tinggi (218 jiwa 98 KK).
Hingga pukul 14.50 WIB sore ini belum ada laporan korban jiwa. Tim penyelamat dari organisasi kebencanaan bersama pemerintah daerah dilaporkan sudah di lokasi bencana.
Sumber :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons