MALANG, - Abu vulkanik Gunung Semeru yang mulai mengguyur empat kecamatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai terasa dampaknya. Warga yang umumnya anak-anak atau orang lanjut usia mulai terkena penyakit batuk, atau tenggorokan serak.
Kondisi itu salah satunya diakui oleh Saida, siswa kelas 5 SD Islam Al Hidayah, Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. "Iya saya mulai batuk. teman-teman juga banyak yang batuk," katanya singkat, Senin (27/2/2012).
Tuwani (45), warga Dusun Sukosari, Desa Pandansari kecamatan Poncokusumo juga mengungkapkan hal serupa. "Batuk-batuk sejak mulai terasa hujan abu. Itu sekitar empat hari yang lalu, mulai hujan abunya," katanya.
Saat itu, kata Tuwani, suara gemuruh saat malam hari terus terdengar. "Sejak itu, hujan abunya mulai terasa. Tapi saat ini mulai sangat terasa. Cuacanya panas sekali. Tapi dampak ke tanaman belum terasa," kata Tuwani.
Sementara itu, menurut Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Malang, Twi Adi, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada warga yang terimbas hujan abu Semeru. "Bagi warga yang punya hewan peliharaan, seperti kambing dan sapi, jangan ditaruh di tempat yang sulit untuk dibawa kalau terjadi hujan abu yang lebat," katanya.
Twi menambahkan, hujan abu memang sudah betul terjadi dan dirasakan warga. "Anak-anak dan orang tua banyak yang batuk dan tenggorokannya serak. Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak kesehatan di Puskesmas setempat," ujarnya.
Antisipasi dini yang sudah dilakukan Tagana Kabupaten Malang, adalah membagikan masker kepada anak-anak dan warga setempat. "Itu antisipasi dini. Bagi warga atau anak-anak yang menderita batuk atau serah, akan kami bawa ke puskesmas setempat," katanya.
Kondisi itu salah satunya diakui oleh Saida, siswa kelas 5 SD Islam Al Hidayah, Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. "Iya saya mulai batuk. teman-teman juga banyak yang batuk," katanya singkat, Senin (27/2/2012).
Tuwani (45), warga Dusun Sukosari, Desa Pandansari kecamatan Poncokusumo juga mengungkapkan hal serupa. "Batuk-batuk sejak mulai terasa hujan abu. Itu sekitar empat hari yang lalu, mulai hujan abunya," katanya.
Saat itu, kata Tuwani, suara gemuruh saat malam hari terus terdengar. "Sejak itu, hujan abunya mulai terasa. Tapi saat ini mulai sangat terasa. Cuacanya panas sekali. Tapi dampak ke tanaman belum terasa," kata Tuwani.
Sementara itu, menurut Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Malang, Twi Adi, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada warga yang terimbas hujan abu Semeru. "Bagi warga yang punya hewan peliharaan, seperti kambing dan sapi, jangan ditaruh di tempat yang sulit untuk dibawa kalau terjadi hujan abu yang lebat," katanya.
Twi menambahkan, hujan abu memang sudah betul terjadi dan dirasakan warga. "Anak-anak dan orang tua banyak yang batuk dan tenggorokannya serak. Kami akan melakukan koordinasi dengan pihak kesehatan di Puskesmas setempat," ujarnya.
Antisipasi dini yang sudah dilakukan Tagana Kabupaten Malang, adalah membagikan masker kepada anak-anak dan warga setempat. "Itu antisipasi dini. Bagi warga atau anak-anak yang menderita batuk atau serah, akan kami bawa ke puskesmas setempat," katanya.