Selasa, 24 April 2012

Di Gili Trawangan, Grup Ligro Sajikan "Debus"

GILI TRAWANGAN,  -- Tak salah jika Grup Ligro, dengan formasi Agam Hamzah (gitar), Adi Darmawan, dan I Gusti Erhandy atau Hendy (drum), disebut "orgil" alias orang gila ketika manggung. Dalam pergelaran Gili Jazz, yang untuk kali pertama diadakan oleh Manajemen Good Heart bersama Ligro Management, di Good Heart Bungalows, Gili Trawangan, Lombok, Senin (23/4/2012) malam waktu setempat, Ligro menampilkan "debus" ala mereka sebagai bumbu permainan musik untuk komposisi mereka yang berjudul "Bliker 3 Introduction Double".
"Berikutnya 'Bliker', dalam bahasa Madura artinya kerikil untuk pengobatan. Lagu ini sangat sakral, jadi nanti akan ada 'debus'," kata Adi dengan canda sebelum menggelindingkan komposisi "Bliker 3 Introduction Double" di urutan keenam dalam repertoar Ligro.
Mula-mula, aksi trio ini biasa saja ketika membawakan komposisi berdurasi 12 menit itu. Namun, begitu masuk ke menit kedelapan, Adi mulai menggila dengan bas kesayangannya. Bas yang semula ditimang di bahunya, tiba-tiba diletakkan terlentang di lantai panggung. Adi lalu menggesekkan sebilah pisau ke senar basnya untuk mencipta bunyi-bunyian yang cukup aneh.
Agam tak mau kalah atraktif. Ia merespon aksi Adi dengan mencakar senar gitar elektriknya sehingga menghasilkan distorsi yang menyayat.
Lalu, bagaimana dengan Hendy? Pemain drum yang juga personel band GIGI ini tampil dengan dua pasang gondang yang digunakannya untuk menggantikan peran tom-tom dalam set drumnya.
Bunyi-bunyian aneh dihasilkan oleh Adi tak dari basnya saja. Berikutnya, pria berkepala plontos ini mengambil sebotol air mineral berukuran sedang, meremas-remasnya, meminum airnya, dan berkumur-kumur, sehingga menghasilkan bunyi-bunyian lain lagi.
Tontonan yang disebut "debus" oleh Ligro itu mendapat tanggapan hangat dari para turis mancanegara yang menyaksikan Gili Jazz. Mereka sudah menyambut riuh rendah sejak Ligro membuka pertunjukan dengan "Miles Way", lalu melanjutkannya dengan "2nd Future", "Don Juan", "Radio Active", dan "Green Powder".
Ligro menutup pertunjukan mereka dengan "Lonely Planet". Tapi, Gili Jazz bukan hanya ajang bagi Ligro. Gendang Belek, yang merupakan musik tradisional Lombok untuk menyambut prajurit Mataram yang pulang dari medan perang, juga disajikan dalam pergelaran tersebut. Ada pula band Why Not dari Gili Trawangan, yang memberi sentuhan lain dalam Gili Jazz.                                                                             (sumber;kompas)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons