Hujan masih mengguyur Jakarta sore ini. Membuat Jakarta yang biasanya panas terik menyengat menjadi lebih ramah terhadap penghuninya. Sesosok manusia masih duduk di depan laptopnya.
“Goodbye November”. 2 kata itu sedari tadi terngiang-ngiang di pikiranku. Sejak tadi kubaca di timeline @nulisbuku di twitter tentang proyek menulis dengan tema Goodbye November, dan sudah hampir 2 cangkir teh manis hangat habis, halaman Wordku masih saja belum satu halaman terisi. Kenapa dengan diriku? Kenapa aku yang biasanya lancar menulis hingga berpuluh-puluh halaman, kini merasa stuck dan sedari tadi hanya memandangi layar laptop dengan tanpa sedikit pun tulisan yang ada. Apa karena moodku sedang tidak enak.
Memang, sejak berpisah dengan Ranti 2 hari yang lalu, mood alias perasaanku jadi tidak menentu. Bagaimana tidak, Ranti yang sudah menemaniku hampir 9 tahun lamanya, ketahuan selingkuh dengan teman sekampusnya, Andi. Betapa hal itu benar-benar membuat hatiku hancur lebur tak karuan, dan membuat diriku tidak fokus mengerjakan segala sesuatu.
“Duarrrrrrr…..”. Suara petir itu membangunkanku dari lamunan kesedihanku. Kembali kutatap layar laptopku.
“Goodbye November”, gumamku.
“Kepada siapa dan apa aku mengucapkan selamat tinggal?” tanyaku dalam hati.
Kuklik Mozilla Firefox-ku. Masih terpampang di sana pengumuman proyek menulis ini.
Kini saatnya ucapkan selamat tinggal kepada ‘November’-mu. ‘November’ di sini bisa diterjemahkan menjadi apa pun yang ingin kamu tinggalkan, misalnya, bisa saja ‘November’ ini adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang selalu kita lakukan. Semoga dengan mengikuti proyek menulis kali ini kita bisa sembuh, dan menjadi lebih baik? Menulis itu menyembuhkan, bukan? :)
“Apa pun yang ingin kamu tinggalkan. Hmmm…”, pikirku.
Segera saja hatiku menyebut kata “RANTI”.
“Aku harus bisa melupakan Ranti dan harus melanjutkan hidupku tanpa dia”, bibirku berkata.
“Ya benar. Aku tidak bisa hidup memikirkan masa laluku dengan dia terus menerus. Aku harus kembali seperti dulu. Semangat dan ceria”, kuucapkan kata-kata itu sembari mengepalkan tangan.
Segera setelah itu aku bertekad untuk menghapus semua memoriku dengan Ranti. Ingin kubuang semua barang yang ada hubungannya dengan Ranti. Kucari dan kukeluarkan barang-barang yang mengingatkanku pada Ranti. Jam tangan kado ulang tahunku dari Ranti, sobekan tiket film “Breaking Dawn” yang terselip di dompet, foto dan barang – barang lain yang membuatku ingat Ranti. Kumasukkan semuanya ke dalam kantong plastik hitam.
“Hahahaha…..” tawa puas dari bibirku.
“Apa lagi ya…?”
“Handphone. Ya…Aku harus menghapus nomornya dan semua smsnya dari handphoneku”.
Kuambil handphoneku yang tergeletak di meja. Kulihat tulisan itu di layar.
“1 NEW MESSAGE”.
“Dari siapa ya”. Tanyaku
Ranti Sayangku +6281989098290
“Mas, maafin kesalahanku kemarin ya. Ternyata Andi tak lebih baik dari kamu. Aku ingin kita balikan lagi. Aku sayang kamu dan aku tau kamu juga masih sayang aku. Maafin aku ya”
Ku bersorak kegirangan. Tapi …… bagaimana janjiku tadi.
Bagaimana dengan “Goodbye November yang sedari tadi kupikirkan.
Aku terdiam. Kuketik 4 kata pertamaku di layar laptopku. “SMS TERAKHIR UNTUK RANTI (sumber;kompas)
0 komentar:
Posting Komentar