Perjalanan ketiga kami ditempuh dengan susah payah karena sangat menguras tenaga dan stamina fisik. Menempuh perjalanan dari utara banten yakni daerah bojonegara mengelilingi daerah industri kemudian langsung menuju arah banten barat daya yakni daerah pandeglang tepatnya kami menuju gunung pulo sari.
Manajemen perjalanan dilakukan dengan memulai target lokasi yang akan dituju, sebelumnya kami berencana akan berpijak ke Pulau Tunda, namun karena ada beberapa faktor yang tidak mendukung sehingga kami memutuskan perjalanan ke daerah Bojonegara tepatnya di daerah Pangarengan. Menurut informasi dari anggota tim wira pratama(jengkol) disana ada satu tempat yang bagus untuk dipijaki dan indah untuk di diskusikan.
Sebelum melanjutkan catatan, kali ini kami akan sedikit memperkenalakan diri. Adalah GEMAPALA suatu organisasi kealaman yang dimiliki oleh SMK N 2 Serang yang membentuk jiwa petualang kami. Setelah kami meluluskan diri dari sekolah, kami bernaung dalam wadah perkumpulan yang di berinama G-SHELTER juga sebagai sarana berkumpulnya para petualang dari rumpun organisasi kami ketika sekolah diantaranya Gemapala, Repala, Sikepal, Wapalapa. Kemudian didalam G-Shelter ada beberapa bidang usaha yang dikembangkan oleh para anggotanya salsatunya adalah usaha kecil Gonzales yang bergerak dibidang jasa internet, pulsa elektrik dan jasa kursus. Dalam mengekspresikan hoby kami yakni berpetualang, dibentuklah tim kecil Gonzales Adventure Team (GAT), yang melakukan perjalanan rutin setiap dua minggu sekali ke lokasi-lokasi Banten yang Berwarna. Tujuannya agar kami bisa lebih mencintai Banten dengan cara yang kami yakini baik.
Dalam kesempatan ini ada seorang sahabat wanita yang ingin ikut berpetualang bersama, dia adalah Pembina Organisasi Kealaman di sekolah kejuruan Insan Mulya, yakni ibu Lilis. Dia begitu bersemangat untuk iktu bersama kami. Perjalanan dimulai dari Serang tepat didepan Kantor Gubernur Banten sekitar pukul 14.00 WIB.
Perjalanan menuju bojonegara ditempuh cukup lama sekitar 1 jam lebih dengan keadaan udara kota serang – Cilegon yang mulai maju. Memasuki wilayah Bojonegara yang terkenal dengan eksploitasi alamnya memang membuat kami merasa sedih, semoga program penghijauan lingkungan segera direalisasikan agar alam tak sering mengamuk.
Sampai di daerah Pangerangan (lokasi yang kami tuju) sekitar pukul 15.30, mampir di rumah kerabat untuk menitipkan motor dan beristirahat sejenak, pada saat itu suasana hati sedikit tak enak karena tempat yang digambarkan dalam benak tak sesuai sehingga kami berkali-kali bertanya pada sodara wira tempatnya bagus atau tidak. akhirnya kami pergi mendaki bukit didaerah tersebut untuk melihat tempat camp kami nanti yang katanya berada di balik bukit, dibawah tebing dan ada danau alam yang memiliki mata air jernih.
Namun ketika sampai puncak bukit kami merasa kecewa karena tempat yang di ceritakan itu sudah berubah menjadi ladang perkebunan dan lahan gersang. Sedikit terobati rasa kecewa kami dengan pemandangan Laut Bojonegara yang indah dengan hiasan bibirnya lingkungan Industri Mega Big. Mulai dari perusahaan BUMN sampai Swasta ada disana.
Kembali ke tempat istirahat kami berdiskusi untuk mencari tempat kedua, lama merenung tak kunjung dapat ide akhirnya perjalanan lanjut menuju daerah Pulorida Merak. Tepat magrib di dsana Dinz memberikan ide untuk melanjutkan perjalanan ke Gn.Pulo Sari dan disepakati oleh team dengan sedikit wajah putus asa karena merasa lokasi begitu jauh.
Perjalanan dari merak pukul 06.00 dengan keadaan jalan yang begitu ramai, sampai di kota pandeglang kami beristirahat di alun-alunnya dengan nuansa malam minggu disana sambil mengisi perut yang sudah berteriak juga mencuci bola mata agar menjadi lebih segar. Alun – alun pandeglang cukup rapih dan sejuk, karena kota pandeglang layaknya bandung dikelilingi gunung dan bukit sehingga suasana disana begitu asri dan enak.
Kami melanjutkan perjalanan dari alun-alun kota sekitar pukul 21.00 menuju desa cilentung tepat di kaki gunung pulosari, dan sampai disana sekitar pukul 22.00, sejenak beristirahat di tempat penitipan motor dengan segelas kopi hangat, dan mulai menapaki setapak Pulo Sari pukul 22.30, wah badan para team begitu kelelahan sehingga waktu tempuh mendaki menjadi lebih lambat.
Gunung pulo sari terkenal dengan Curug Putrinya dan Kawahnya yang Luas, namun saat ini dikarenakan kemarau curug putrid pulo sari tidak sederas biasanya, juga didaerah kawah dinginnya begitu menusuk tulang.
SubhAllah kami sampai lokasi camp yakni kawah pulo sari pukul 01.00 dini hari, sedikit menghangatkan badan dengan segelas kopi hitam dan the, dibarengi candaan – candaan yang bernuansa hangat, juga diskusi diskusi pendewasaan pemikiran kami lakukan. Sampai lelah berada di puncaknya kami berlima terlelap dalam malam yang menguras tenaga di cengkraman Pulo Sari. . . .
SELAMA KAKI MASIH BISA MELANGKAH MAKA BERLARILAH, JIKA TIDAK BISA MAKA BERJALANLAH, APABILA BERJALANPUN TAK MAMPU MAKA BERILAH SUGESTI PADA ORANG AGAR INGIN MELANGKAH.
0 komentar:
Posting Komentar