Pada pekan ini, Eropa akan tetap menjadi fokus perhatian pasar global. Tingkat keyakinan pasar yang rendah terhadap kondisi ekonomi diprediksi membawa konsekuensi pada adanya tekanan jual dan volatilitas yang tinggi.
Indeks Dow Jones dan Nasdaq Composite ditutup melemah tajam 6,4 persen dan 5,8 persen pekan lalu, terburuk sejak Oktober 2008. Kekhawatiran pelaku terhadap krisis utang di Eropa menjadi pemicu aksi jual masif pekan lalu.
Sementara itu, bursa kawasan Eropa, seperti Stoxx Europe 600, ditutup melemah lebih dari 6 persen sepekan lalu.
Perkembangan sepanjang akhir pekan, di antaranya, komitmen G-20 untuk mengakhiri krisis finansial di Eropa dan akan mengesahkan rencana peningkatan dana bail out sebesar 400 miliar Euro untuk mendanai bail out negara Eropa yang membutuhkan serta peringatan Menteri Keuangan Yunani akan adanya potensi haircut hingga 50 persen bagi pemegang obligasi Yunani.
Portugal semalam menurunkan outlook pertumbuhan ekonomi 2011 dari minus 1,8 persen menjadi minus 2,2 persen dan 2012 dari minus 2,3 persen menjadi minus 1,8 persen.
"Data ekonomi penting Eropa, seperti business climate index Jerman akan menjadi perhatian pasar, sementara dari kawasan AS data properti, tingkat keyakinan konsumen, durable goods orders, GDP, initial jobless claims, serta consumer income & spending, akan dirilis pekan ini," kata analis HP Sekuritas, Yanuar Pribadi, di Jakarta, Senin (26/9/2011).
Indeks dollar AS bergerak menguat tajam pagi ini, secara teknikal terdapat sinyal bearish divergence yang mengindikasikan potensi hilangnya momentum penguatan dollar AS dalam jangka pendek.
Pasar Asia akan fokus pada krisis utang Eropa serta data-data ekonomi AS dan China, seperti HSBC PMI. Pagi ini bursa kawasan Asia bergerak mix dengan kecenderungan melemah.
Menurut Yanuar, setelah melemah hingga minus 10,7 persen pekan lalu, IHSG memasuki area jenuh jual dan memiliki potensi rebound, pergerakan hari ini akan berada di level 3.370-3.480.
0 komentar:
Posting Komentar