Kamis, 10 November 2011

Harimau Sumatera Makin Punah

AMBI; - Perburuan liar harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) kian mengkhawatirkan. Petugas Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) kembali mendapati seekor harimau terkena jerat, hingga kakinya membusuk di Desa Serpih, Kecamatan Muara Imat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, yang merupakan kawasan penyangga taman nasional.
Kepala Bagian Teknis Konservasi Balai Besar TNKS, Agus Sitepu, mengatakan di Jambi, Kamis (10/11/2011), petugas mendapati kaki kiri harimau itu dalam keadaan membusuk dengan telapak yang hampir terputus, pada hari Rabu (9/11/2011).
Harimau berusia dua tahun itu diduga kuat terperangkap ke dalam jerat satwa yang kerap dipasang pemburu di sekitar TNKS. Harimau berusaha melepaskan diri dari jerat hingga berhasil, namun mengakibatkan kakinya terluka.
"Kami masih menunggu dokter hewan dari Pusat Latihan Gajah Bengkulu untuk mengobati harimau, namun untuk sementara kami sudah menyuntikkan antibiotik," ujar Agus.
Agus mengemukakan, pihaknya sebelum itu telah mendengar informasi dari masyarakat setempat mengenai adanya sejumlah ternak warga yang tewas diterkam harimau. Atas dasar itu, pihaknya berupaya mengusir harimau agar menjauh dari sektar permukiman dan masuk ke dalam hutan.
Harimau rupanya kembali mendekat ke permukiman. Pihaknya kemudian memasang kandang perangkap berisi umpan anjing agar harimau masuk, sehingga dapat dimasukkan kembali ke dalam kawasan TNKS. "Saat harimau masuk ke dalam perangkap, kami mendapati kakinya terluka hampir membusuk," tuturnya.
Menurut Agus, perburuan harimau sumatera di TNKS masih mengkhawatirkan hingga kini. Petugas TNKS mendapati sekitar 70 jerat harimau terpasang dalam kawasan TNKS pada tahun lalu. Perburuan paling marak berlangsung pada tahun 2001 hingga 2002, dengan adanya temuan 300 jerat.
"Sejak operasi perburuan liar harimau diperkuat petugas setempat, jumlah temuan jerat harimau menurun. Namun, perburuan harimau masih mengkhawatirkan," tuturnya.
Petugas TNKS, Djoko, mengatakan, harimau rencananya akan diangkut ke kebun binatang di Kota Jambi untuk mendapat perawatan intensif. Harimau tersebut akan sulit untuk hidup normal di habitat aslinya dalam kondisi kaki putus, sehingga pihaknya memperkirakan harimau akan masuk ke kebun binatang atau Taman Safari.
Data Flora Fauna Indonesia menyebutkan, populasi harimau sumatera dalam TNKS saat ini tinggal 175 ekor.
Deklarasi St Petersburg November 2010 lalu, menyatakan, Indonesia komitmen untuk menjaga habitat harimau sumatera, dan berjuang meningkatkan populasinya hingga dua kali lipat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons