Kamis, 01 Desember 2011

"Pacaran" Tampa Ciuman Rasanya Aneh

Merebaknya sex dikalangan remaja terjadi karena beberapa faktor:
1. Kerena informasi mengenai sex sudah jauh sering disampaikan, serta disajikan dalam bentuk yangngan menantang, bahkan merangsang dalam penampilannya, bukan mengenai pentingnya memelihara kesehatan reproduksi dan berperilaku aman dan tertib dalam berhubungan.
Dengan begitu, remaja kerap kali mempersepsikan, bahwa seks adalah suatu hal yang menyenangkan dan menggairahkan, tanpa disertai dengan pentingnya tanggung jawab yang tepat.
2. Kelompok remaja kerap kali memiliki nilai-nilai tersendiri mengenai batasan aktivitas seksual, masa pacaran. Sekarang, pacaran tanpa ciuman rasanya aneh.
3. Gairah seks yang mengebu-gebu tidak dapat disalurkan begitu saja, karena remaja menghadapi beragam tuntutan social misalnya harus menyelesaikan sekolah dulu, harus bekerja dulu, harus matang dulu dalam berbagai hal yang baru bisa menikah. Berbeda di masa lalu, pada usia belasan tahun orang sudah dinikahkan, sehingga aktivitas seks pranikah tidak perlu terjadi, atau tidak sering tercatat seperti masa kini.
SEX SHOP TERSEBAR TANPA KONTROL
Ada 2 faktor penyebab, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal atau yang berasal dari dalam diri individu, adalh faktor asupan gizi yang semakin baik mempengaruhi tingkat pertumbuhan, dan memacu percepatan kemasakan hormon sehingga akan cepat masak. Sedangkan faktor eksternal yang diduga mempengaruhi perilaku seksual adalah dampak globalisasi dan budaya materialism. Kemajuan teknologi komunikasi (dalam hal ini media) akan berpengaruh pada pola hidup materialism. Setiap hari televise kita mewartakan seluruh berita apa adanya. Apa yang terjadi di Amerika, Eropa, Australia tanpa adanya penyaringan dapat dinikmati di negeri ini. Kini sex shop (took yang menjual alat pemuas seks) ada dimana-mana yang nyaris tanpa control.
CIRI PELAKU SEX
Ternyata ada beberapa hal yang bisa dicermati untuk mewaspadai dan membedakan pasangan pelaku seks bebas dengan pasangan yang tidak. Mereka yang sukar memutuskan hubungan kendati hunungan pacaran sudah sangat tidak seht (misalnya diwarnai kekerasan atau pertengkaran hebat dalam frekuensi sering), kemungkinan pasangan itu sudah pernah beraktivitas seks pranikah.
Mereka yang kerap kali pergi berduaan ke tempat-tempat yang tidak lazim bagi remaja pada umumnya (keluar kota berduaan, kepantai, café, pub, hingga larut ,malam bahkan dini hari) juga perlu diwaspadai, karena jangan-jangn mereka sudah berencana atau pernah berhubungan seks pranikah.
WANITA LEBIH SERING JADI KORBAN
ada beberapa dampak seseorang yang melakukan hubungan seks tanpa adanya ikatan pernikahan. Mungkin ada rasa jijik terhadap diri sendiri atau juga rasa malu karena tidak dapat menahan hasrat seksual. Namun, rasa senagn dan ingin mengulanginya lagi juga bisa saja dialami oleh sejumlah remaja. Rasa bersalah dan rasa malu mungkin muncul jika ketahuan telah berhubungan seksual. Rasa marah dan benci jika pasangan meninggalkannya, apalagi jika terjadi kehamilan pranikah.
Selama pelaku menganggap free sex adalah hal wajar, tidak ada masalah dan tidak ada rasa berdosa, tidak ada dampak serius, kecuali terjangkitnya PMS, Virus HIV/AIDS, dan hepatitis didalam tubuhnya. Secara umum kalau kita berbicara mengenai dampak psikologis fisik maupun social seks pranikah, dapat dikatakan bahwa wanita lebih banyak menjadi korban dan lebih menderita disbanding pria.
Secara psikologis,dampaknya adalah munculnya ketidakpercayaan diri pada pihak perempuan, menarik diri dari pergaulan social. Apabila hubungannya dengan pasangan puus, mereka umumnya mengalami kesulitan untuk dapat membangun kembali kepercayaan pada pasangan barunya.(sumber;kompas)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons