Jakarta, Sebagian pasangan menikmati seks anal (lewat dubur) sebagai variasi dalam melakukan hubungan seksual. Tapi sesungguhnya seks anal ini tidak dianjurkan karena sangat berbahaya.

Seks anal merupakan aktivitas seksual yang melibatkan memasukkan penis ke dalam anus. Anus penuh dengan ujung saraf, sehingga sangat sensitif. Bagi sebagian pasangan, anus dapat menjadi zona sensitif seksual yang merespons stimulasi seksual.

Anal seks memiliki sejumlah risiko kesehatan. Berikut risiko kesehatan yang disebabkan oleh seks anal seperti dikutip dariWebMD, Selasa (27/3/2012) antara lain:

1. Anus tidak memiliki lubrikasi alami seperti yang dimiliki vagina

Penetrasi dapat merobek jaringan bagian dalam anus, yang memungkinkan bakteri dan virus untuk memasuki aliran darah. Hal tersebut dapat mengakibatkan penyebaran infeksi menular seksual termasuk HIV.

Hasil studi menunjukkan bahwa, paparan terhadap HIV pada seks anal 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan seks melalui vagina vagina.

Paparan human papillomavirus (HPV) juga dapat mengarah pada pengembangan kutil di anus dan kanker anus. Menggunakan pelumas dapat membantu, tapi tidak sepenuhnya mencegah robeknya anus.

2. Jaringan di dalam anus tidak dilindungi seperti kulit luar anus

Permukaan luar anus memiliki lapisan sel mati yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Jaringan di dalam anus tidak memiliki perlindungan alami, yang daun itu rentan untuk robek dan penyebaran infeksi.

3. Anus dirancang untuk mengeluarkan feses

Anus dikelilingi dengan otot yang disebut sfingter anal, yang mengencang setelah kita buang air besar. Ketika otot ketat, penetrasi anus dapat menyakitkan dan sulit.

Seks anal yang berulang dapat menyebabkan melemahnya sfingter anal, sehingga dapat mengganggu proses buang air besar.

4. Anus penuh dengan bakteri

Bahkan jika kedua pasangan tidak memiliki infeksi menular seksual atau penyakit, bakteri normal di anus berpotensi dapat menginfeksi pasangan.

Melakukan seks melalui vagina setelah berhubungan seks anal juga dapat menyebabkan infeksi saluran vagina dan saluran kencing.

5. Risiko hepatitis, herpes, HPV, dan infeksi lainnya.

Meskipun cedera serius dari seks anal tidak umum, namun tetap dapat terjadi. Perdarahan setelah seks anal bisa disebabkan oleh wasir, atau sesuatu yang lebih serius seperti perforasi (lubang) di usus besar. Hal tersebut merupakan masalah berbahaya yang memerlukan perhatian medis segera.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan yang disebabkan oleh seks anal, antara lain:

1. Menghindari seks anal.
2. Jika tetap melakukan seks anal, sangat penting agar menggunakan kondom untuk melindungi terhadap penyebaran infeksi dan penyakit.

Berikut ini adalah tips untuk menghindari risiko kesehatan dari seks anal seperti dikutip dari WebMD antara lain:

1. Hindari memasukkan penis ke dalam mulut atau vagina setelah melakukan seks anal.
2. Menggunakan banyak pelumas.
3. Rileks sebelum penetrasi.
4. Mandi air hangat sebelum melakukan seks anal atau tengkurap dapat membuat penetrasi lebih mudah.
5. Hentikan jika seks anal terasa menyakitkan.
6. Jika mengalami pendarahan setelah seks anal atau melihat adanya luka atau benjolan di sekitar anus atau keluarnya cairan, pergilah ke dokter sesegera mungkin.

sumber(kompas)